Masker
Pandemi Global Corona Virus Desease (Covid-19) memaksa manusia memeras otak untuk menjaga eksistensi di muka bumi. Saat kebijakan pemerintah meminta untuk tetap beraktivitas di rumah, guna mempertahankan kehidupan species manusia, kehidupan itu sendiri harus tetap dijalankan.
Pada akhirnya, seluruh lapisan harus mencari celah terobosan. Beradaptasi dengan tehnologi pada era kecerdasan buatan (Artificial Intelegence) adalah fardlu ain hukumnya. Dampaknya dapat dilihat, salah satu aplikasi yang ada di playstore laris manis bak kacang goreng. Penggagasnya tetiba mengalami lonjakan kekayaan yang luar biasa.
Aplikasi rapat bersama ini banyak digunakan seluruh kalangan. Tidak hanya pemerintah atau militer, tetapi kelompok masyarakat juga harus dapat berintim ria guna melangsungkan koordinasi, yang pada era sebelum merebaknya wabah ini masih dilakukan dengan tatap muka dan berkerumun.
Sembari tergagap-gagap, akhirnya kita dapat menikmati buah karya yang lahir dari rahim revolusi industry 4.0. Tadinya hanya mengenal tangga bamboo, kini akrab dengan threepod. Sebelumnya harus ketemu untuk memutuskan sesuatu hal, kini tidak lagi menandatangani daftar hadir.
Dalam rapat-rapat virtual ini, banyak terjadi kelucuan dan kekonyolan. Atas rapi berjas dan kopyah, bawah hanya bercelana pendek ataupun kemulan sarung lusuh. Lantaran pencahayaan belum ideal agar wajah terlihat glowing, ada yang pura-pura sambil mengetik pada laptop yang menyala. Peserta dapat sambil ngemil, merokok dan ada pula yang memangku buah hatinya.
Adapula yang taat anjuran dan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah guna menangkal penyebaran wabah atau pandemi global . “Rapat virtual via Hape kok pakai masker?,” seloroh seorang istri pada suaminya yang sibuk memasang Headset.
“Anjuran pemerintah harus ditaati. Jangan-jangan nanti ada teman bersin dari dalam Hape. Soalnya belum ditest keningnya, sehat apa ndak, oleh panitia.” tukas suami itu, meski istrinya sudah pergi ke dapur, merespon tikus yang menyenggol piring sesaat sebelumnya.
Tulisan ini telah diterbitkan sebelumnya oleh Mustakimra
Recent Posts
Segala-galanya Ambyar: Harapan di Tengah Kekacauan
Kita hidup di zaman yang menarik. Segala sesuatu tampaknya lebih baik dari sebelumnya—teknologi maju, makanan…
7 Pantun Indra Jegel: Menyatukan Medan, Melayu, dan Kearifan Lokal dalam Lantunan Rima
Pantun, sebagai bentuk puisi tradisional, selalu punya tempat di hati masyarakat Melayu. Tapi, siapa sangka…
Menemukan Makna Sejati: Panduan Praktis Menemukan MENGAPA dalam Hidup dan Karier
Dalam kehidupan dan karier, banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas tanpa memahami alasan mendasar mengapa…
Review Buku Diet & Detoks Gadget: Dampak Penggunaan Gadget untuk Kesehatan Digital Keluarga
Gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Mulai dari komunikasi, hiburan, hingga pekerjaan,…
Telaah Kritis Buku Filosofi Teras Karya Henry Manampiring
Dalam dunia yang terus bergerak cepat dengan segala tantangan kehidupan modern, seringkali kita mencari pegangan…
Kata-Kata Lucu Indra Jegel: Hiburan Ringan yang Mengocok Perut
Siapa yang tidak kenal dengan Indra Jegel? Komika asal Medan ini telah berhasil mencuri hati…