Categories: Sains

Seandainya Manusia Bisa Di Integralkan: Iya Seandainya Saja, Jangan Sampai Bisa!

Reading Time: 2 minutes

Penulis : Okta Math

NgajiGalieo – Apakah Anda masih menjadi manusia integral atau manusia differensial?

Pertanyaan tersebut adalah kalimat bercandaan dengan teman-teman kuliah saya dulu. Maklum namanya juga mahasiswa jurusan matematika, tapi jangan tanya berapa tahun berapa kuliahnya, itu tabu!

Mungkin  yang bukan jurusan matematika belum mengerti bahasa obrolan macam apa itu. Namun bagi jurusan kami, bahasa integral atau bahasa diferensial adalah bahasa sakral, atau bisa dikatakan sebagai bahasa rasis, hmmm kok rasis?! (maaf hiperbola nyata)

Hal itu tidak lepas dari integral itu sendiri, di mana diiidentikkan dengan pangkat yang selalu naik dan bertambah, sedangkan differensial (turunan) itu identik dengan pangkat yang dikurangi.

Seperti ini jika ceritanya menggunakan bahasa matematika :

Ini bahasa integral

Dengan a adalah koefisien, x adalah variabel, dan n adalah pangkat, maka fungsi apapun pasti akan ditambah pangkatnya jika bertemu integral.

Dengan a adalah koefisien dengan bilangan riil, maka nilai bilangan berapa pun kalau bertemu integral pasti akan ditambah variabel x.

Gimana …. gimana …. Sudah kah Anda mulai pening dan pusing tujuh keliling. Jika belum, maka segera lah daftar jurusan matematika.

Ini bahasa differensial (turunan)

Dengan a adalah koefisien, x adalah variabel, dan n adalah pangkat, maka fungsi apapun pasti akan berkurang pangkatnya jika bertemu differensial (turunan).

Baik, kali ini saya yakin Anda butuh jawaban yang lebih manusiawi. Sekarang, saya coba jelaskan kepada Anda tentang apa hubungannya dengan judul di atas.

Mari kita berandai-andai, misalkan variabelnya adalah manusia, di mana integral adalah fungsi yang selalu menaikkan pangkat, maka orang yang ikut program integral secara otomatis akan naik pangkat atau berkembang tingkat IQ-nya.

Padahal seperti diketahui, bahwa tidak semua manusia itu akan berkembang sesuai programnya, jadi kalau pun ada program integral, belum tentu naik juga IQ-nya. Karena perkembangan IQ tidak hanya sesuai programnya saja, tapi tergantung banyak hal, yaitu salah satunya lingkungan.

Namun, kalau pun ada program integral secara nyata sih oke-oke aja, asalkan jangan menaikkan pangkat saja, tapi diimbangi juga dengan karakter tertentu, misalkan karakter pancasialis (mumpung rame mbahas pancasialis he..he..), dan karakter lain yang sesuai dengan akar budaya bangsa. Gimana, keren kan program integral!

Kemudian, bagaimana dengan program differensial (turunan)?! Ah …. sudah lah jangan bahas itu, karena sangat berbahaya jika diterapkan ke manusia. Titik!

NgajiGalileo

Recent Posts

MENGGENDONG NU

Oleh Didik Suyuthi Pada 1991, Gus Miek pernah menyarankan sebaiknya Gus Dur mundur dari NU.…

3 bulan ago

Menikmati Al Qur’an Secara Ilmiah (Episode 1) – Sains Islam

Oleh: M. Yusril Ihza Mastury, S.Si Bagi beberapa akademikus, keterkaitan agama dan sains merupakan bahasan…

3 bulan ago

Rutinan Ngaji Galileo di Jombang, Benarkah Gabut?

Usai membersamai reuni alumni Galileo Tahun 2023, ngaji ilmiah via zoom, hingga menerbitkan buku. Kini…

3 bulan ago

Andai Mahbub Ketum PBNU

Oleh Didik Suyuthi “Orang macam Mahbub mungkin tidak kelihatan strong and powerfull, tapi malahan bisa…

3 bulan ago

Kata-kata Lucu Tapi Menginspirasi, Cocok Buat Status WA, FB, & IG

Kata-kata lucu tapi menginspirasi emang asyik gesss. Sembari tersenyum, kamu bisa dapat petuah gratis. Apalagi…

8 bulan ago

Lucu Tapi Menginspirasi, Cocok Buat Status Medsos Hari Ini

Lucu tapi menginspirasi buat kamu semua guys. Karena kata-kata kali ini cocok buat kamu yang…

8 bulan ago