Seandainya Manusia Bisa Di Integralkan: Iya Seandainya Saja, Jangan Sampai Bisa!
Penulis : Okta Math
NgajiGalieo – Apakah Anda masih menjadi manusia integral atau manusia differensial?
Pertanyaan tersebut adalah kalimat bercandaan dengan teman-teman kuliah saya dulu. Maklum namanya juga mahasiswa jurusan matematika, tapi jangan tanya berapa tahun berapa kuliahnya, itu tabu!
Mungkin yang bukan jurusan matematika belum mengerti bahasa obrolan macam apa itu. Namun bagi jurusan kami, bahasa integral atau bahasa diferensial adalah bahasa sakral, atau bisa dikatakan sebagai bahasa rasis, hmmm kok rasis?! (maaf hiperbola nyata)
Hal itu tidak lepas dari integral itu sendiri, di mana diiidentikkan dengan pangkat yang selalu naik dan bertambah, sedangkan differensial (turunan) itu identik dengan pangkat yang dikurangi.
Seperti ini jika ceritanya menggunakan bahasa matematika :
Ini bahasa integral
Dengan a adalah koefisien, x adalah variabel, dan n adalah pangkat, maka fungsi apapun pasti akan ditambah pangkatnya jika bertemu integral.
Dengan a adalah koefisien dengan bilangan riil, maka nilai bilangan berapa pun kalau bertemu integral pasti akan ditambah variabel x.
Gimana …. gimana …. Sudah kah Anda mulai pening dan pusing tujuh keliling. Jika belum, maka segera lah daftar jurusan matematika.
Ini bahasa differensial (turunan)
Dengan a adalah koefisien, x adalah variabel, dan n adalah pangkat, maka fungsi apapun pasti akan berkurang pangkatnya jika bertemu differensial (turunan).
Baik, kali ini saya yakin Anda butuh jawaban yang lebih manusiawi. Sekarang, saya coba jelaskan kepada Anda tentang apa hubungannya dengan judul di atas.
Mari kita berandai-andai, misalkan variabelnya adalah manusia, di mana integral adalah fungsi yang selalu menaikkan pangkat, maka orang yang ikut program integral secara otomatis akan naik pangkat atau berkembang tingkat IQ-nya.
Padahal seperti diketahui, bahwa tidak semua manusia itu akan berkembang sesuai programnya, jadi kalau pun ada program integral, belum tentu naik juga IQ-nya. Karena perkembangan IQ tidak hanya sesuai programnya saja, tapi tergantung banyak hal, yaitu salah satunya lingkungan.
Namun, kalau pun ada program integral secara nyata sih oke-oke aja, asalkan jangan menaikkan pangkat saja, tapi diimbangi juga dengan karakter tertentu, misalkan karakter pancasialis (mumpung rame mbahas pancasialis he..he..), dan karakter lain yang sesuai dengan akar budaya bangsa. Gimana, keren kan program integral!
Kemudian, bagaimana dengan program differensial (turunan)?! Ah …. sudah lah jangan bahas itu, karena sangat berbahaya jika diterapkan ke manusia. Titik!
Recent Posts
Segala-galanya Ambyar: Harapan di Tengah Kekacauan
Kita hidup di zaman yang menarik. Segala sesuatu tampaknya lebih baik dari sebelumnya—teknologi maju, makanan…
7 Pantun Indra Jegel: Menyatukan Medan, Melayu, dan Kearifan Lokal dalam Lantunan Rima
Pantun, sebagai bentuk puisi tradisional, selalu punya tempat di hati masyarakat Melayu. Tapi, siapa sangka…
Menemukan Makna Sejati: Panduan Praktis Menemukan MENGAPA dalam Hidup dan Karier
Dalam kehidupan dan karier, banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas tanpa memahami alasan mendasar mengapa…
Review Buku Diet & Detoks Gadget: Dampak Penggunaan Gadget untuk Kesehatan Digital Keluarga
Gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Mulai dari komunikasi, hiburan, hingga pekerjaan,…
Telaah Kritis Buku Filosofi Teras Karya Henry Manampiring
Dalam dunia yang terus bergerak cepat dengan segala tantangan kehidupan modern, seringkali kita mencari pegangan…
Kata-Kata Lucu Indra Jegel: Hiburan Ringan yang Mengocok Perut
Siapa yang tidak kenal dengan Indra Jegel? Komika asal Medan ini telah berhasil mencuri hati…