Ada Doa Dibalik Lingkar Sajadah dan Santri Menulis Santri Juara
NgajiGalileo. Dari bulan maret setelah naskah selesai. Tenyata waktu proses acc sampai cetak buku Lingkar Sajadah hampir memakan waktu kurang lebih 5 (lima) bulan. Wajar proses ini menjadi agak lama, karena anggaran tidak ada. Jadi perlu strategi khusus untuk diterbitkan dengan cara gratisan.
Hal ini sangat berbeda ketika buku “Santri Menulis Santri Juara” yang terbit di tahun 2015. Buku tersebut, di buat dengan cara cepat. Tidak sampai tiga bulan proses editing dan cetak buku selesai, lengkap dengan ISBN dari penerbit.
Santri Menulis Santri Juara
Proses buku Santri Menulis Santri Juara dibuat secara cepat di karenakan beberapa faktor. Pertama, para penulisnya yang notabene kelas XII tersebut, akan sangat penting buku menjadi jalan masuk ke Perguruan Tinggi sebagai bagian dari proses pendidikan yang berkelanjutan.
Kedua, naskah sudah ada. Sebab naskah di ambil dari karya tulis ilmiah mereka. Naskah yang sejatinya mereka peroleh dari berbagai lomba karya tulis yang telah mereka menangkan, baik itu kejuaraan provinsi maupun nasional.
Ketiga, anggaran dana tersedia, karena di ambilkan dari kesepakatan bersama antara para penulis dan editor untuk diambilkan dari sisa hasil hadiah dari salah satu kemenangan atas kejuaraan nasional.
Faktor tersebut yang membuat segalanya lebih mudah. Namun, jika melihat prosesnya mereka dalam mengikuti berbagai lomba, mulai mereka kelas XI atau sekitar tahun 2014 ini bukanlah hal yang mudah. Disela-sela waktu belajar mereka baik di sekolah maupun di pesantren, mereka semua ternyata anak-anak yang mampu melakukan banyak hal.
Kemampuan mereka jika di perhatikan benar, maka ada rasa ke-mau-an yang tinggi dari mereka untuk mengasah skill karya tulis mereka di luar sekolah. Tentunya dengan rajin mengikuti berbagai lomba, dan tanpa rasa takut untuk bersaing dengan sekolah lain maupun dari perguruan tinggi.
Ada Doa Sebelum Lomba
Ketika berkompetisi di Jakarta, ternyata para pesertanya tidak hanya para siswa. Namun juga mahasiswa, dan ekspresi mereka tidak gentar dalam mempertanggungjawabkan karya tulis yang telah mereka buat di hadapan para juri.
Pada waktu perjalanan presentasi di Jakarta, mereka pun juga tidak lupa meninggalkan ibadah, seperti melakukan puasa Daud, atau hari ini puasa, esok tidak, kemudian puasa lagi dan seterusnya. Mereka juga terkadang memainkan cincin yang berisi angka-angka untuk istiqomah dalam wirid.
Mungkin hal-hal tersebut yang membuat proses pembuatan buku Santri Menulis Santri Juara terasa lebih mudah. Begitulah sejatinya proses santri menulis, sebuah proses yang penuh dengan kerja keras dan do’a.
Sekian artikel untuk hari ini. Buat kamu yang penasaran dengan buku Lingkar Sajadah, yuk cek resensinya di https://www.kamusbiologisma.com/2022/12/resensi-buku-lingkar-sajadah.html
Recent Posts
MENGGENDONG NU
Oleh Didik Suyuthi Pada 1991, Gus Miek pernah menyarankan sebaiknya Gus Dur mundur dari NU.…
Menikmati Al Qur’an Secara Ilmiah (Episode 1) – Sains Islam
Oleh: M. Yusril Ihza Mastury, S.Si Bagi beberapa akademikus, keterkaitan agama dan sains merupakan bahasan…
Rutinan Ngaji Galileo di Jombang, Benarkah Gabut?
Usai membersamai reuni alumni Galileo Tahun 2023, ngaji ilmiah via zoom, hingga menerbitkan buku. Kini…
Andai Mahbub Ketum PBNU
Oleh Didik Suyuthi “Orang macam Mahbub mungkin tidak kelihatan strong and powerfull, tapi malahan bisa…
Kata-kata Lucu Tapi Menginspirasi, Cocok Buat Status WA, FB, & IG
Kata-kata lucu tapi menginspirasi emang asyik gesss. Sembari tersenyum, kamu bisa dapat petuah gratis. Apalagi…
Lucu Tapi Menginspirasi, Cocok Buat Status Medsos Hari Ini
Lucu tapi menginspirasi buat kamu semua guys. Karena kata-kata kali ini cocok buat kamu yang…
View Comments