Categories: News

Pengertian dan Langkah-langkah Pembelajaran Inquiri Discovery

Reading Time: 2 minutes

Pembelajaran Inquiry adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir sistematis.

Kata kunci pembelajaran kontekstual salah satunya adalah “penemuan“. Belajar penemuan menunjuk pada proses dan hasil belajar. Belajar penemuan melibatkan peserta didik dalam keseluruhan proses metode keilmuan sebagai langkah-langkah sistemik menemukan pengetahuan baru atau memverifikasi pengetahuan lama.

Belajar penemuan mengintegrasikan aktivitas belajar peserta didik ke dalam metode penelitian sebagai landasan operasional melakukan investigasi. Dalam investigasi peserta didik tidak hanya belajar memperoleh informasi, namun juga pemprosesan informasi. Pemrosesan ini tidak hanya melibatkan kepiawaian peserta didik berdialektika berpikir fakta ke konsep, konsep ke fakta, namun juga penerapan teori.

Strategi inquiry adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis (teliti dalam menghadapi sesuatu) dan sistematis (teratur) (Slameto, 1993).  

Pembelajaran dengan metode inquiry merupakan satu komponen penting dalam pembaruan pendidikan. Karena dalam pembelajaran dengan metode ini siswa di dorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri (Nurhadi dan A. G Senduk, 2004).

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiry adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inquiry.

Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inquiry bagi siswa adalah: (1) Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi; (2) Inquiry berfokus pada hipotesis: dan (3) Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta)

Untuk  menciptakan  kondisi  seperti  itu,  peranan  guru  adalah sebagai berikut:

  1. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir.
  2. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan.
  3. Penanya, menyadarkkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
  4. Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.
  5. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
  6. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.

Teori pembelajaran kontruktivistik merupakan teori pembelajaran inquiry, merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan siswa harus menemukan sendiri dan menstransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapakan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susuh payah dengan ide-ide (Trianto, 2007)

Sedangkan menurut Badan Pengembangan Sumber Daya manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan penjamin Mutu Pendidikan menyatakan dalam makalahnya bahwa Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. 

Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. 

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis inquiry discovery. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dari hasil menemukan sendiri.

Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiry discocery) antara lain :

  • Perumusan masalah yang nantinya akan dipecahkan oleh siswa.
  • Pengajuan hipotesis atau menetapkan jawaban sementara.
  • Pengumpulan data, fakta, informasi dapat melalui observasi yang berfungsi untuk menjawab permasalahan.
  • Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan.
  • Membuat kesimpulan.
NgajiGalileo

Recent Posts

Pemicu Timbulnya Stress pada Orang yang Sedang Mengerjakan Skripsi

Skripsi merupakan tugas akhir yang wajib diselesaikan oleh mahasiswa sarjana sebagai syarat kelulusan. Proses penyusunan…

3 hari ago

Mental Health: Skripsi=Stres? Ngaji Galileo #4

Di dunia akademik, skripsi sering jadi momok yang menakutkan. Ada yang resah sejak judul belum…

2 minggu ago

Bencana dan Tanggung Jawab Kader Eksakta

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 22.468 kejadian bencana dalam kurun 2020 hingga 2024, didominasi…

3 minggu ago

MERAWAT ASA GERAKAN PENCERAHAN

Sepekan belakangan, di pengujung November 2025, saya tidak membuka gawai untuk mengistarahatkan wadak yang menggugat…

3 minggu ago

Apakah Benar Pesantren Mencerminkan Feodalisme? – NgajiGalileo#3

Pernahkah kamu berpikir, bagaimana sebenarnya sistem sosial di pesantren terbentuk? Mengapa pola hubungan antara kiai…

1 bulan ago

Berorganisasi Menciptakan Holopis Kuntul Baris

10 September 2025, NGAJI GALILEO Part #1 diselenggarakan, awal untuk membuka semangat baru untuk mempertemukan…

3 bulan ago