Categories: News

Tiga Lingkaran Berpikir dalam Logika

Reading Time: 2 minutes

Menurut Jacquers Maritian, kegiatan akal budi manusia dibagi menjadi tiga langkah yang saling berkaitan, yaitu coceptus, proposisi, dan penalaran.

Ketiga langkah tersebut harus dimiliki dalam logika. Bentuk inilah sebenarnya merupakan ciri yang harus ada dalam penalaran.

Tidak akan ada proposisi tanpa pengertian, dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Maka dari itu penalaran akan selalu berlangsung dalam tiga tahap tersebut.

1. Konsep (Pengertian)

Dalam logika, tidak ada proposisi tanpa pengertian, dan tidak ada penalaran tanpa proposisi. Maka untuk memahami penalaran, ketiga bentuk pemikiran tersebut harus dapat dipahami bersama-sama.

Pengertian atau konsep sebagai bentuk pemikiran pertama, adalah sesuatu yang sifatnya abstrak, kalau kita hendak menunjukannya pengertian itu harus diganti dengan istilah “lambang“. Lambang di sini adalah “bahasa” (language).

Di dalam bahasa, pengertian itu lambangnya berupa “kata” kata sebagai fungsi pengertian disebut dengan “term”.

Istilah konsep sendiri berasal dari bahasa latin (concipere: kata kerja) berarti mencakup, mengandung, menyedot, menangkap.

Sedangkan, kata bendaanya conceptus artinya tangkapan. Jadi konsep adalah hasil tangkapan intelektual atau akal budi manusia, konsep sama dengan ide.

2. Proposisi (Pernyataan)

Proposisi dapat dikatakan sebagai sebuah pernyataan tentang hubungan antara dua kelas (istilah lain untuk konsep) yang di dalamnya berlangsung pengiyaan atau penyangkalan bahwa kelas yang satu termasuk ke dalam kelas yang lain untuk sebagian atau seluruhnya.

Dalam logika sebagai ilmu berpikir, dikenal dua macam proposisi, menurut sumbernya, (sebagaimana yang dikemukkan oleh Imanel kant) yakni proposisi analitik dan proposisi sintetik.

Proposisi analitik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengerian yang sudah terkandung pada subjeknya.

Sedangkan proposisi sintetik, adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subjeknya.

3. Penalaran

Menurut R. G Soekadijo, dalam penalaran proposisi-proposisi atau pernyataan yang menjadi dasar penyimpulan disebut dengan antesedens atau premis, sedangkan kesimpulannya bersifat konklusi (konsekuens).

Penalaran pada dasarnya adalah sebuah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran dapat menghasilkan sebuah pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir atau bahkkan dengan perasaan.

Penalaran adalah sebuah proses berpikir dalam merumuskan pengetahuan. Secara teoritis, satu-satunya mahluk yang memiliki kemampuan untuk melakukan penalaran adalah manusia.

Oleh karena itu, kegiatan penalaran ini hanya dapat dikaitkan dengan kegitan berpikir dan bukan dengan kegiatan perasaan yang juga berlaku bagi manusia.

Sumber bacaan:

  • Muhammad Rakhmat, 2013, Pengantar Logika Dasar.
NgajiGalileo

Recent Posts

Review Buku Diet & Detoks Gadget: Dampak Penggunaan Gadget untuk Kesehatan Digital Keluarga

Gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Mulai dari komunikasi, hiburan, hingga pekerjaan,…

18 jam ago

Telaah Kritis Buku Filosofi Teras Karya Henry Manampiring

Dalam dunia yang terus bergerak cepat dengan segala tantangan kehidupan modern, seringkali kita mencari pegangan…

3 hari ago

Kata-Kata Lucu Indra Jegel: Hiburan Ringan yang Mengocok Perut

Siapa yang tidak kenal dengan Indra Jegel? Komika asal Medan ini telah berhasil mencuri hati…

6 hari ago

11 Kata Lucu Mahasiswa Bikin Ketawa Ngakak Semasa Kuliah

Cerita dunia mahasiswa emang gak ada habis-habisnya. Masa pertama kuliah hingga menjelang lulus akan selalu…

1 minggu ago

MENGGENDONG NU

Oleh Didik Suyuthi Pada 1991, Gus Miek pernah menyarankan sebaiknya Gus Dur mundur dari NU.…

5 bulan ago

Menikmati Al Qur’an Secara Ilmiah (Episode 1) – Sains Islam

Oleh: M. Yusril Ihza Mastury, S.Si Bagi beberapa akademikus, keterkaitan agama dan sains merupakan bahasan…

5 bulan ago