Berorganisasi Menciptakan Holopis Kuntul Baris

10 September 2025, NGAJI GALILEO Part #1 diselenggarakan, awal untuk membuka semangat baru untuk mempertemukan alumni, penggurus, dan anggota PMII “Pencerahan Galileo”. Kami percaya pertemuan ini, tidak hanya sekadar pertemuan, tetapi mempertemukan energi cinta yang menyatukan kita kembali pulang untuk merawat rumah yang bernama “PMII Pencerahan Galileo”.

Tema yang diangkat adalah Mahasiswa Perlu Organisasi(?), alih-alih menyatakan “iya” sebab seorang pengerak tidak lahir dari pengalaman yang kosong, tetapi benturan-benturan yang membuatnya tangguh hingga mampu menjadi seorang pemimpin untuk melakukan perubahan sosial. Sebagaimana yang disampaikan dalam diskusi oleh Sahabat Mashadil Aini (Adi), “Berproses di organisasi jangan melihat hasil sekarang, karena apa yang diperjuangkan insya allah akan memberi dampak positif di gerbang selanjutnya.”

Sahabat Adi sekaligus Direktur PT. Taman Langit Bersatu dan COE. El-Baraka Jaya Feed, menegaskan bahwa berproses berorganisasi di kampus buahnya akan dirasakan setelah berproses di masyarakat. Artinya, konsep dasar untuk terjun di masyarakat bekalnya adalah berorganisasi di kampus. Ia juga menegaskan bahwa beroraganisasilah dengan sunguh-sungguh dan niatan yang baik, agar visi kalian tersampaikan kepada cita-cita khalayak yakni: bermanfaat kepada orang lain.

Serupa yang dijelaskan oleh Sahabat Agus Mulyono sekaligus Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang, “Berorganisasi adalah investasi jangka panjang. Ilmu dapat mengantarkan pada kesuksesan, tetapi organisasi membentuk karaktermu untuk memimpin kesuksesan itu.” Ini menjadi afirmatif positif bahwa seyogianya organisasi bukanlah “permainan yang bisa dimainkan seenaknya”, melainkan organisasi adalah wahana untuk belajar. Prinsip belajar bersama adalah sebuah keniscayaan membangun diri pun organisasi untuk terus berkembang, selayaknya yang dilakukan oleh PMII Pencerahan Galileo hari ini di Ngaji Galileo.

Lantas, apa dasar yang harus dimiliki seorang aktivis atau seorang organisatoris itu? Sahabat Umi Khorirotin N. (Oyie), menjelaskan, “Yang paling dasar dari seorang aktivis atau organisastoris adalah semangat dan mau belajar (dalam hal acara rayon, kumpulan rayon dll.) dan mau belajar dengan banyak hal yang dilakukan (kuliah dan organisasi di rayon maupun di luar rayon) kalau kita belajar itu semua akan menjadi menyenangkan. Mau membuka hati juga untuk beradaptasi dengan orang-orang yang berbeda sifat dan berbeda pendapat.”

Simpulnya, seorang aktivis dan organisatoris pantas disematkan bagi orang-orang yang tak berhenti belajar hanya di kampus saja, tapi dia selalu memiliki prinsip: semua tempat adalah sekolah dan semua orang adalah guru. Ketika dia punya pengetahuan seyogianya akan otonom dengan dirinya, jika sudah begitu maka dengan mudah ia dapat mengerakan dirinya dan orang lain untuk melakukan perubahan. Dan tujuannya tidak hanya tentang “dia”, tetapi “kita dan kami semua”. Maka berorganisasi akan dapat menciptakan Holopis Kuntul Baris untuk melakukan perubahan baik kecil maupun besar.