Ngaji Kutipan Sajak Kitab Maulid Barzanji
Dikisahkan ketika menginjak usia 12 tahun, Sang Nabi Muhammad SAW diajak pamannya untuk bepergian ke negara syam, dalam perjalanannya tepatnya sampai di negara Busro, perjalanan Nabi Muhammad dengan pamannya Abu Thalib bertemu dengan seorang pendeta dari negeri Bukhoro yang bernama Pendeta Jirjis.
Pendeta itu ternyata sudah memperhatikan apa yang terjadi ketika Abu Thalib bersama Nabi memasuki Desa Uqbah, pendeta itupun juga memperhatikan beberapa tanda kenabian diantaranya :
- Tanda pertama, semua tumbuhan dan bebatuan bersujud ketika Sang Muhammad SAW melintas.
- Tanda kedua, terlihat jelas ada mendung yang selalu menutupi diatas Nabi Muhammad SAW.
- Ketiga, Pendeta itu menebak pasti ada tanda kenabian diantara dua bahu beliau, dan itu terbukti.
Pendeta pun berpesan sebaiknya mereka tidak meneruskan perjalanan dan kembali serta menghindari keramaian, saran pendeta pun mereka turuti demi keselamatan.
Dan ketika Nabi Muhammad SAW usia 25 tahun, beliau melakukan perjalanan ke negara Busyro untuk berdagang, memperdagangkan dagangan Siti Khodijah dalam berdagang Sang Nabi Muhammad SAW ditemani seorang pembantu seorang lelaki bernama Maisaroh.
Dikisahkan ketika sampai dipasar negara Busyro, Nabi Muhammad SAW tertidur/istirahat dibawah pohon dekat sebuah gereja, dikisahkan geraja tersebut milik Pendeta Nastur, kejadian tebak menembak terjadi lagi layaknya ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan di usia 12 tahun yang lalu, namun dengan seorang pendeta yang berbeda.
Ketika Nabi Muhammad SAW sudah kembali ke Makkah, sang pembantu pun menceritakan semua yang terjadi diperjalanan kepada tuannya yaitu Siti Khodijah, dan kemungkinan besar Siti Khodijah juga sudah faham betul hal tersebut, karena kemungkinan juga sudah membaca dan berdiskusi tentang tanda-tanda kenabian di akhir zaman, itulah cerdasnya Siti Khodijah yang sekarang juga menyandang julukan ‘Ummul Mukminin’.
Begitulah sajak yang mungkin malam ini banyak dilantunkan dalam rangka memperingati hari lahir Sang Nabi Muhammad SAW, ini bukan cerita saya lho, mung memotret Sang Nabi Muhammad SAW dari salah satu sudut kecil, dari kutipan sajak kitab ‘Maulid Barzanji’ yang ditulis oleh Syaikh Ja’far Al-Barzanji, sosok Nabi Muhammad SAW bisa dilihat dari sudut yang lebih luas lagi. Karena Beliau adalah Suri Tauladan yang Sempurna. #MaulidNabi
Sholawat dan Salamku kepadamu ya Rasulullah, gandenglah tangan kami, meskipun kami sangat sedikit bersholawat kepadamu, kami sangat minim meneladanimu, temukan kami ya Rasulullah, ya Habibullah.
18102021-Mubin
Recent Posts
Mental Health: Skripsi=Stres? Ngaji Galileo #4
Di dunia akademik, skripsi sering jadi momok yang menakutkan. Ada yang resah sejak judul belum…
Bencana dan Tanggung Jawab Kader Eksakta
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 22.468 kejadian bencana dalam kurun 2020 hingga 2024, didominasi…
MERAWAT ASA GERAKAN PENCERAHAN
Sepekan belakangan, di pengujung November 2025, saya tidak membuka gawai untuk mengistarahatkan wadak yang menggugat…
Apakah Benar Pesantren Mencerminkan Feodalisme? – NgajiGalileo#3
Pernahkah kamu berpikir, bagaimana sebenarnya sistem sosial di pesantren terbentuk? Mengapa pola hubungan antara kiai…
Berorganisasi Menciptakan Holopis Kuntul Baris
10 September 2025, NGAJI GALILEO Part #1 diselenggarakan, awal untuk membuka semangat baru untuk mempertemukan…
Menyuarakan Gagasan di Era Digital: Teknik Podcast yang Efektif via Zoom
Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia komunikasi, pendidikan, dan penyebaran informasi. Salah…