Siklus Hidup Cacing Hati atau Fasciola sp.
Cacing hati adalah parasit dari kelas trematoda yang hidup di dalam buluh empedu sapi, domba, kambing dan mamalia lainnya.
Ada dua spesies cacing hati yang akan dibahas di sini, yaitu Fasciola gigantica dan Fasciola hepatica.
Untuk ukuran spesies Fasciola gigantica lebih besar daripada Fasciola hepatica yaitu mencapai 75 mm. Menurut Kusumamiharja, 1992, ukuran Fasciola gigantica dewasa di Indonesia panjangnya dapat mencapai 54 mm.
Siklus hidup cacing hati
Fasciola gigantica memiliki siklus hidup secara tidak langsung yaitu memerlukan siput sebagai inang antara. Inang antara Fasciola gigantica adalah siput Lymnaea rubiginosa (Asia Tenggara), Lymnaea auricularia (Amerika, Asia, Pasifik) dan Lymnaea natalensis (Afrika).
Sedangkan inang antara Fasciola hepatica adalah siput Lymnaea truncatula (Eropa), Lymnaea tomentosa (Australia) dan Lymnaea humilis (Amerika Utara).
Telur-telur yang dihasilkan dari proses pembuahan cacing hati akan disalurkan ke empedu untuk dapat melewati bagian-bagian usus besar dan anus Telur menetas menjadi larva dengan cilia (rambut getar) di seluruh permukaan tubuhnya yang disebut mirasidium.
Mirasidium akan mencari inang baru, sasaran utamanya adalah para moluska terutama siput air tawar bercangkang seperti Lymnaea spp.
Larva mirasidium mempunyai kemampuan reproduksi secara aseksual dengan cara paedogenesis di dalam tubuh siput sehingga terbentuk larva.
Setelah berada dalam tubuh siput, mirasidium akan berubah menjadi sporosis. Selanjutnya sporosis melakukan paedogenesis menjadi beberapa redia, kemudian redia melakukan paedogenesis menjadi serkaria.
Lama yang dibutuhkan fase larva atau mirasidium ini adalah sekitar 10 – 12 hari. Serkaria akan keluar dari tubuh siput Lymnaea spp. kemudian melanjutkan pergerakan dengan menggunakan ekornya
menuju rerumputan.
Kemudian membentuk fase metaserkaria di mana ekor yang sebelumnya ada pada serkaria menjadi hilang. Lama periode yang dibutuhkan serkaria adalah sekitar 5 – 7 minggu pada kondisi yang lembab dan basah.
Metaserkaria akan membungkus diri dan menjadi kista yang dapat bertahan lama pada rumput. Semua mamalia yang memakan rerumputan (hewan herbivora) tersebut akan terinfeksi cacing ini, termasuk sapi, kambing, bahkan manusia.
Selanjutnya metaserkaria masuk ke dalam sistem pencernaan melalui konsumsi tumbuhan atau rerumputan yang sebelumnya telah menempel kista.
Kemudian metaserkaria akan keluar dari kista dan berubah menjadi cacing hati dewasa. Cacing dewasa ini kemudian akan menembus dinding pada bagian bagian usus halus, menuju rongga perut, dan mengincar hati sebagai tempat barunya.
Recent Posts
MENGGENDONG NU
Oleh Didik Suyuthi Pada 1991, Gus Miek pernah menyarankan sebaiknya Gus Dur mundur dari NU.…
Menikmati Al Qur’an Secara Ilmiah (Episode 1) – Sains Islam
Oleh: M. Yusril Ihza Mastury, S.Si Bagi beberapa akademikus, keterkaitan agama dan sains merupakan bahasan…
Rutinan Ngaji Galileo di Jombang, Benarkah Gabut?
Usai membersamai reuni alumni Galileo Tahun 2023, ngaji ilmiah via zoom, hingga menerbitkan buku. Kini…
Andai Mahbub Ketum PBNU
Oleh Didik Suyuthi “Orang macam Mahbub mungkin tidak kelihatan strong and powerfull, tapi malahan bisa…
Kata-kata Lucu Tapi Menginspirasi, Cocok Buat Status WA, FB, & IG
Kata-kata lucu tapi menginspirasi emang asyik gesss. Sembari tersenyum, kamu bisa dapat petuah gratis. Apalagi…
Lucu Tapi Menginspirasi, Cocok Buat Status Medsos Hari Ini
Lucu tapi menginspirasi buat kamu semua guys. Karena kata-kata kali ini cocok buat kamu yang…