Relativitas Kehidupan Real, Bisakah Dipercaya?
Penulis : Nuril Qomariyah
NgajiGalileo – Pagi menjelang siang, waktu yang pas untuk rehat sejenak. Tapi lain halnya bagi mereka yang realitanya harus duduk di ruang kuliah.
Relativitas, adalah materi kunci untuk mulai memasuki dunia fisika modern. Yang menurut dosen pengampu sih, masih belum pernah ada rekor 100% mahasiswa dalam satu angkatan dapat lulus mata kuliah fisika modern secara keseluruhan.
Bisa kemudian kita terka, bahwa mata kuliah ini mulai memasuki tipikal materi dengan tingkat kesulitan menengah ke atas, sebelum menemui anak-anaknya, yakni fiskia kuantum dan saudara-saudaranya.
Ilmu fisika, terlebih fisika modern sangat mudah untuk kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Segala yang terjadi di alam semesta ini tidak pernah lepas dari yang penjelasan-penjelasan fisika.
Jadi, sangatlah sempit jika kita hanya menganggap bahwa fisika hanya sebatas laboratorium dan rumus saja.
Namun, diluar segala hal perbincangan fisika modern maupun klasik, yang harus ditekankan di sini bagi kita umat muslim adalah, segala yang ada di semesta ini tunduk dan patuh pada satu Dzat yang maha esa, Allah SWT.
Tiga contoh sederhana berikut akan mengantarkan kita pada pemahaman mendasar, mengenai apa sih relativitas itu? Dan apakah relativitas dapat kita percaya dalam kehidupan real? Mari kita berangkat dari hal yang paling sederhana.
Dalam tulisan ini, penulis membagi dalam tiga Fiksimini, yang akan menggiring pembaca pada pemahaman mendasar terkait teori relativitas yang Einsten cetuskan.
Pejalan Kaki dan Eskalator Mendatar
Pernahkah kita membayangkan bahwa dalam satu kali langkahan kaki, kita telah melangkah sejauh satu meter? Mengapa demikian?
Normalnya manusia memiliki langkah kaki sekitar 40-50 cm. Akan tetapi berbeda halnya ketika kita berjalan di atas eskalator mendatar dengan kecepatan tertentu. Langkah kita bukan lagi 40-50 cm, bisa jadi satu meter atau 1,5 meter.
Mungkin pembaca mulai merasa bingung dengan pernyataan ini. Awalnya saya pun merasa begitu, bingung dan butuh mencerna lebih lama.
Ketika berada di atas eskalator mendatar, sebenarnya posisi kita mengalami perubahan posisi dalam waktu yang reatif cepat. Bagi kita pribadi, seakan-akan kita melangkah layaknya di jalan biasa, dengan panjang langkah kaki 40-50 cm.
Hal ini karena kita berada pada sistem yang bergerak (Eskalator) dan menganggap sistem itu diam.
Namun, realitanya bagi mereka yang berada di luar kita (Pengamat yang iseng menghitung langkah kita) sebenarnya kita telah melangkah sejauh 100-150 cm, bergantung pada kecepatan ekskalator. Mendasar dari relativitas, realita manakah yang akan kita percaya?
Bola dan Kereta yang Berjalan
Menjadi fisikawan harus lah bagi kita dengan senang hati mengamati hal-hal yang mungkin bagi orang lain sesuatu yang tidak penting, atau dalam kata lain gak pernah jelas, dan cenderung abstrak mungkin di lain sisi.
Kita ambil hal sedehana kembali, karena tak perlu rumit mempelajari semesta ini. Bermain lempar bola dalam kereta yang bergerak misalnya.
Pernahkah kita sadari bahwa saat melempar bola ke bagian atas kereta secara vertikal kita tidak pernah mendapati bola itu jatuh di lokasi yang sama. Presepsi ini menurut mereka yang berada di luar keret. Tidak bagi kita yang memainkan bola.
Secepat apapun kereta melaju, kita akan beranggapan bahwa bola jatuh di tempat yang sama yakni di tangan kita.
Namun tidak, realitanya bola itu jatuh jauh di depan lokasi awal bola dilemparkan, ini yang kemudian membuat lintasan bola berbentuk segitiga sama kaki, dengan posisi bola mencapai bagian atas dinding kereta sama halnya mencapai puncak grafik segitiga dan mendarat beberapa meter dari posisi awal, tapi tetap mendarat di tempatyang sama yakni tangan kita. Lantas masihkah realita yang sama yang kita percaya.
“Memahami relativitas, sama sulitnya bagi kita memahami realita kehidupan. “
Nuril Qomariyah
Terkadang sebagai manusia kita merasa telah melakukan hal yang lurus dan baik. Tapi pernahkah kemudian kita menggunakan kerangka acuan lain untuk sesaat menjadi pengamat, bahawa sebenarnya realitanya apa yang kita lakukan tak selamanya hal posistif.
Mungkin sesaat tanpa kita sadari kita telah keluar koridor-koridor kehidupan. Atau mungkin kita telah berbalik arah melangkah mundur, karena tak lagi percaya akan realita dalam kehidupan.
Dalam hidup segalanya relatif, begitulah asas fisika modern yang dicetuskan galileo dan di viralkan oleh Einsten pada jamannya dengan teori relativitas umum dan khusus, tinggal bagaimana kita memposisikan diri menghadapi kehidupan real di dunia yang fana.
Recent Posts
Green Energy & Tech: Transforming Our World for a Sustainable Future
Green energy is no longer a futuristic dream. It is our present reality. From solar…
Innovative Water Cleaning Technologies for a Cleaner Bathroom
Bathrooms are essential in every home. They are also where most water usage happens. Cleaning…
The Convergence of Technology and Humanities: A New Era of Interdisciplinary Advancement
Technology and humanities were once seen as separate domains. However, in recent years, their convergence…
The Digital Classroom: How Technology is Shaping Education Worldwide
Education is evolving rapidly. Technology is playing a key role. Digital tools, online learning, and…
Pure Water for All: Community-Friendly Water Filters Using Appropriate Technology
Water is essential for life. But many communities lack clean drinking water. This leads to…
Unpacking Technology: A Simple Guide for Students and Workers
In today’s world, technology touches every aspect of our daily lives. From the smartphone in…
View Comments