Reading Time: < 1 minute
Berdasarkan proses penalarannya dan juga sifat kesimpulan yang dihasilkannya, logika dibedakan antara logika deduktif dan logika induktif.
Logika deduktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian diturunkan dari pangkal-pikirnya.
Misalnya;
Logam dipanaskan memuai
Besi adalah logam
Maka besi dipanaskan memuai.
Berdasarkan struktur logika tersebut, maka contoh penalaran deduktif di atas dapat dirumuskan sebagai berikut.
Semua B adalah C
Semua A adalah B
Maka semua A adalah C.
Sedangkan, logika induktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.
Logika induktif ini juga merupakan pokok bahasan metodologi ilmiah, atau dengan kata lain metodologi ilmiah merupakan perluasan dari logika induktif sehingga logika induktif disebut juga “Metode-metode Ilmiah”.
Misalnya;
Emas adalah logam, besi adalah logam, perak adalah logam.
Emas, besi, dan perak dipanaskan memuai.
Maka logam dipanaskan memuai
Logika induktif ini sering disebut juga logika material, yaitu berusaha menemukan prinsip-prinsip penalaran yang bergantung kesesuaiannya dengan kenyataan. Oleh karena itu, kesimpulannya hanyalah kebolehjadian, dalam arti selama kesimpulannya itu tidak ada bukti yang menyangkalnya maka kesimpulan itu benar, dan tidak dapat dikatakan pasti.
Sumber bacaan:
- Pengenalan Logika, Drs. Noor Muhsin Bakry & Sonjoruri Budiani Trisakti, M.A