SLEEP PARALYSIS: BUKAN KARENA MAKHLUK HALUS, BAGAIMANA TINDIHAN MENURUT ILMU MEDIS?

Share artikel ini

Reading Time: 4 minutes

Sleep Paralysis: Bukan Karena Makhluk Halus, Bagaimana Tindihan Menurut Ilmu Medis? – Tindihan merupakan suatu keadaan yang banyak dipercayai masyarakat indonesia sebagai sebuah gangguan dari ulah makhluk halus. Ketika mengalami tindihan, anggota tubuh tidak akan bisa di gerakkan, mulut tidak bisa berucap, serta napas juga akan sulit di atur.

Hal itu diyakini terjadi akibat ada makhluk halus yang menindih kita sehingga mengakibatkan badan sulit di gerakkan dan sesak napas. Seseorang sering mengalami halusinasi seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur, sehingga masyarakat sering mengaitkan keadaan ini dengan hal-hal mistis.

Namun, pernyataan ini tak selamanya benar. Dalam dunia medis tindihan juga dipelajari sebagai keadaan yang alami bukan pengaruh makhluk gaib. Sebuah penelitian di University of Toronto menemukan bahwa tindihan atau dalam bahasa ilmiah disebut sleep paralysis terjadi karena perubahan kimiawi di otak.

Perubahan tersebut menyebabkan saraf-saraf yang menggerakkan tubuh lumpuh untuk sementara. Senyawa yang terlibat dalam kelumpuhan saraf-saraf tersebut ada 2, yakni glycine dan GABA (gamma-aminobutyricacid).

Tindihan Menurut Ilmu Medis: Proses Sleep Paralysis

Saat kita tidur, tubuh akan memasuki fase pergantian antara tidur NREM (non-rapid eye movement) dan tidur REM (rapid eye movement). Selama fase tidur NREM, tubuh akan sangat rileks karena berada dalam proses pemulihan diri. Setelah fase tidur NREM berakhir, proses tidur akan beralih ke fase tidur REM.

Baca Juga:   BCIs, Teknologi Menghubungkan Otak Manusia Langsung ke Komputer

Di fase tidur REM inilah mimpi terjadi dan otot tubuh “dimatikan”. Pada fase ini kita akan mengalami sleep paralysis, ketika kita terbangun sebelum fase tidur REM selesai, maka tubuh akan sulit di gerakkan. Hal ini disebabkan karena otak belum siap untuk mengirimkan sinyal bangun sehingga tubuh masih dikondisikan dalam setengah tidur dan setengah sadar.

Itulah mengapa kita akan merasakan tubuh kaku, sulit bernapas, dan tidak bisa bicara saat mengalami sleep paralysis. Keadaan ini akan berlangsung beberapa detik atau menit dan akan berakhir seiring berjalannya waktu.

Jika Anda mengalami sleep paralysis, jangan terlalu panik. Karena sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Psychological Science menyebutkan bahwa sensasi panik saat sleep paralysis terjadi, justru akan membuat seseorang semakin tertekan.

Bahkan, jika Anda menganggap kalau sleep paralysis yang Anda alami karena “ketindihan” makhluk halus, ini bisa membuat kejadian sleepparalysis sebagai suatu pengalaman yang mengerikan dan traumatis.

Jadi, apa yang bisa dilakukan? Pertama, Anda bisa menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya dengan paksa. Dan kedua, Anda juga bisa menggerakkan ujung jari tangan atau kaki untuk membantu Anda terjaga dan terlepas dari sleepparalysis.

Faktor Penyebab Sleep Paralysis

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami sleep paralysis, antara lain :

1. Kurang tidur

Kurang tidur akibat sering begadang atau jadwal tidur yang berubah-ubah merupakan salah satu hal yang dapat memicu terjadinya sleep paralysis. Pada umumnya seseorang membutuhkan tidur selama 6 hingga 8 jam per hari. Untuk itu agar tidur Anda cukup, hindari semua hal yang bisa mengganggu jam tidur.

Baca Juga:   Studi Nyanyian Ikan Paus yang Berguna untuk Penelitian

2. Gangguan mental

Sleepparalysis sering terjadi pada seseorang yang merasa tertekan atau stres. Hal ini juga turut didukung oleh berbagai penelitian yang menemukan bahwa kejadian sleep paralysis banyak terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan mental, seperti schizophrenia.

3. Tidur telentang

Beberapa jurnal menyebutkan bahwa posisi tidur menjadi salah satu pemicu terjadinya sleep paralysis, khususnya tidur dengan posisi terlentang.

4. Masalah tidur

Gangguan tidur seperti narkolepsi dan kaki yang tiba-tiba kram di malam hari dapat mengganggu tidur yang sudah memasuki fase REM, sehingga berpotensi menyebabkan kamu mengalami sleep paralysis.

Cara Mencegah Sleep Paralysis

Kemudian untuk mencegah terjadinya sleep paralysis Anda bisa melakukah hal-hal berikut ini :

1. Selalu tidur dengan jadwal yang sama

Salah satu cara cepat tidur adalah dengan tidur dengan jadwal yang sama, yaitu bangun dan tertidur di jam yang sama setiap harinya, bahkan saat hari libur atau akhir pekan sekalipun. Pastikan juga tidur tidak terganggu, karena sering terbangun di malam hari berisiko meningkatkan peluang mengalami gangguan tidur sleep paralysis.

2. Relaksasi

Tenangkan diri sebagai cara mengatasi rasa takut akibat sleep paralysis. Gangguan tindihan adalah suatu gangguan tidur yang menakutkan, tetapi penyebab susah tidur ini merupakan suatu hal yang masih bisa diatasi. Kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang menenangkan, seperti pelemasan atau relaksasi otot, meditasi, mendengarkan lagu, membaca, dan sebagainya.

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat membantu mengatasi rasa takut karena sleepparalysis. Bila pernah memiliki pengalaman ketindihan sebelumnya, maka relaksasi membuat kita lebih tenang ketika mendekati waktu tidur.

3. Perhatikan kebiasaan tidur

Cara cepat tidur sangat bergantung dengan kebiasaan tidur yang diterapkan. Jadikan kamar tidur sebagai tempat untuk beristirahat dan bukan untuk bekerja ataupun belajar. Hindari juga tidur siang yang lebih dari 90 menit di atas jam tiga sore.

Baca Juga:   Teleskop Luar Angkasa Hubble

Saat akan beristirahat, jangan tidur dengan lampu atau televisi yang masih menyala. Singkirkan benda-benda elektronik, seperti telepon genggam setidaknya satu jam sebelum tidur. Lebih baik lagi jika kita menaruhnya di luar kamar tidur. Cahaya-cahaya tersebut akan membuat terjaga walaupun sudah mengantuk.

4. Buat suasana nyaman di kamar

Kamar tidur yang nyaman akan membantu kita cepat tidur, sehingga menghindarkan kita dari gangguan sleep paralysis. Kita dapat membuat suasana lebih nyaman untuk beristirahat dengan memastikan kamar tidur cukup bersih, sejuk, dan memiliki pencahayaan yang redup.

5. Kurangi konsumsi stimulan

Salah satu penyebab susah tidur lainnya bisa jadi karena konsumsi stimulan, seperti rokok, kafein, dan zat-zat stimulan lainnya. Sebaiknya hindari zat-zat tersebut, terutama saat menjelang tidur. Selain zat-zat stimulan, alkohol dan makan dalam jumlah banyak, khususnya sebelum tidur, juga mampu membuat susah tidur malam hari. Kita perlu menghindari atau bahkan tidak mengonsumsi zat-zat tersebut bila mengalami gangguan tidur.

6. Berolahraga

Berolahraga tidak hanya baik untuk menjaga kesehatan fisik, tetapi juga membantu mengatasi susah tidur malam yang kita alami. Berolahraga dapat menjadi solusi agar bisa cepat tidur, tetapi jangan berolahraga dua jam menjelang akan tidur.

Walaupun sleep paralysis dapat membaik seiring berjalannya waktu, kita tetap disarankan untuk menjalankan pola hidup sehat. Namun, bila sleep paralysis tidak kunjung membaik, sebaiknya segera temui dokter untuk diperiksa lebih lanjut. (Risa)


Share artikel ini

Recommended For You

Tulis Komentar