Mengenal Kakek Sayyid Hasan dan Husain

Share artikel ini

Reading Time: 2 minutes

Adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim, Nabi akhir zaman yang menurut beberapa survei beliau adalah sosok paling populer dan berpengaruh di zaman ini. Nah, sosok yang satu ini sudah banyak yang membahasnya, buku-buku terkait biografi beliau sudah banyak yang menulis, beberapa ulama’ besar juga banyak yang menulis hal ini. Diantaranya adalah Kitab Maulid Barzanji, Kitab Maulid Dibaiyah serta buku-buku modern juga masih banyak lagi.

Beliau adalah sosok yang sempurna, semua ucapan dan perilakunya adalah contoh tauladan yang baik, serta dari silsilahnya pun tak kalah menarik untuk dipelajari. Lalu siapakah beberapa yang masuk garis keturunan nabi keatas ( Bapak, Kakek dan seterusnya )

  1. Ayahnya Nabi Muhammad adalah Sayyid Abdullah (عبدالله)
    Sayyid Abdullah adalah ayah dari Nabi Muhammad yang tidak sempat untuk melihat kelahiran Nabi Muhammad, Beliau meninggal ketika nabi masih didalam kandungan sekitar dua bulan, saat itu beliau sedang perjalanan ke madinah sebagian mengatakan untuk berdagang dan sebagian mengatakan untuk mengambil kurma, ketika bepergian beliau menyempatkan untuk berkunjung dirumah pamanya di kampung Najjariyah, beliau berkunjung dan sakit sehingga dirawat dan akhirnya wafat, menurut beberpa literasi usia beliau ada yang meriwayatkan 18 tahun, 25 tahun, 28 tahun dan 30 tahun.
    Bagi orang makkah beliau disebut ‘Misbahul Haram’ yaitu ‘Lampunya tanah haram’ hal ini disebabkan ketika malam hari diwajahnya seakan-akan bersinar yang dapat menerangi malam hari.
  2. Ayahnya Sayyid Abdullah adalah Abdul Mutholib (عَبْد ٱلْمُطَّلِب)
    Nama asli beliau adalah Syaibah bin Hasyim ( شيبة بن هاشم ), Syaibah sendiri memiliki arti uban, pemberian nama Syaibah ini memang dikarenakan ketika beliau lahir terdapat rambutnya yang berwarna putih. Beliau lebih dikenal dengan sebutan Abdul Mutholib. Beberapa literasi menyebutkan alasan dipanggil Abdul Mutholib adalah karena banyak yang mengira beliau adalah budak pamannya yaitu mutholib, Beliau ( Syaibah ) pernah menjadi pemuka suku qurays dan pernah menghadapi abrahah ketika hendak menghancurkan ka’bah.
  3. Ayahnya Abdul Mutholib adalah Hasyim (هاشم )
    Nama asli beliau adal Amar, beliau juga memiliki saudara kembar. Beliau dijuluki Hasyim dikerenakan ketika makkah mengalami musim sulit untuk mendapatkan makanan, maka Hasyim melakukan tindakan memotong-motong roti dan daging kemudian membagikannya kepada penduduk makkah sampai kenyang, kata Hasyi sendiri memiliki arti penghancur atau pemotong.
  4. Ayahnya Hasyim adalah Abdul Manap ( عبد اﻠمناف )
    Nama asli Abdul Manaf adalah Mughiroh ( مغيرة ), dijuluki Abdul Manaf hal ini dikarenakan sifatnya yang sangat sholeh dan terpuji, memiliki kedudukan yang tinggi, beliau berperawakan sangat tampan, beliau adalah kakek ketiga Nabi Muhammad, Kakek ke empat Sahabat Ustman dan Kakek kesembilan Imam Syafi’i.
  5. Ayahnya Abdul Manap adalah Qushay ( قُصَيّ )
    Dipanggil Qushay dikarenakan beliau berasal dari tempat yang jauh yakni dari Qudho’ah, ada yang mengatakan nama asli beliau adalah zaid, didalam kitab Munyatul Murtaji fi Tarjamati Maulidil Barzanji disebutkan nama asli dari Qushay adalah Mujammik.
    Qushay memimpin Makkah dengan kekuasaan yang sangat kuat, sehingga beliau dapat mengatur wilayah makkah mulai dari pajak perdagangan dan sebagian dari hasil pajak perdagangan itu digunakan untuk melayani para pengunjung / peziarah rumah suci dengan memberikan makanan dan minuman.
    Silsilah lengkap Qushay adalah Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuziamah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnān. Menurut beberapa riwayat, silsilah Adnan yang merupakan keturunan dari Nabi Ismail AS. putra dari Nabi Ibrahim AS. Adalah garis keturunan yang sudah mashur menurul para ahli nasab dimakkah.
Baca Juga:   Debat Vaksinasi dan Imunisasi, Hukum Dalam Islam

Dikutip dari berbagai sumber, namun sumber utama adalah Kitab Maulidul Barzanji karangan Syaikh Ja’Far Al-Barzanji serta Kitab Munyatul Murtaji fi Tarjamati Maulidil Barzanji Oleh KH. Asrori Ahmad. (Mubin)


Share artikel ini

Recommended For You

Tulis Komentar