Reading Time: 2 minutes
Pohon aren di wilayah kabupaten Bojonegoro tergolong sangat sedikit, namun begitu bukan berarti tidak ada. Di desa Wedi Kecamatan Kapas misalnya terdapat beberapa pohon aren, di mana pohon tersebut berhasil disadap untuk dijadikan minuman dengan banyak khasiat.
Pohon aren memiliki struktur pohon yang tinggi dan besar, ketinggian pohon ini bisa mencapai 20 – 25 meter serta diameter mencapai 65 cm, berikut klasifikasi pohon aren :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Arenga
Spesies : A. pinnata
Penyadapan pohon aren di Kabupaten Bojonegoro masih sangat jarang, kemungkinan hal ini dikarenakan sangat jarang sekali pohon aren ini ditemui atau faktor lainya yaitu belum ada yang tahu cara penyadapan pohon ini.
Adalah Pak Mus namanya, seorang warga asli desa Wedi kecamatan Kapas yang beberapa bulan ini telah berhasil melakukan penyadapan pohon aren yang ada didesanya, Pak Mus yang sekarang sering dipanggil Wili oleh beberapa temannya disebabkan atas keberhasilannya mengambil nira pohon aren di desanya, meskipun awalnya hanya bercanda namun beberapa teman-temannya mulai akrab memanggilnya Pak Wili.
Kemampuan Pak Wili dalam menyadap pohon aren juga tidak sembarangan, beliau pernah bekerja di Tomohon, Sulawesi Utara. Ketika berada disana beliaunya juga menanam, merawat sampai menyadap pohon aren, pengalaman yang didapatkan ketika bekerja itulah yang akhirnya dicoba diterapkan dikampung halamannya.
Ritual Menyadap Pohon Aren
Dalam menyadap pohon aren memang lah tidak boleh sembarangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan, jika tidak dilakukan maka dipastikan tidak akan berhasil dalam menyadap nira dari pohon aren.
Pengambilan nira pohon aren dilakukan pada bunga jantan pohon aren, karena pada bunga betina pohon aren akan menghasilkan buah kolang-kaling, disamping menghasilkan buah kolang–kaling pada bunga betina pohon aren jika disadap biasanya hasilnya juga lebih sedikit.
Masih menurut Pak Wili, proses penyadapan memerlukan waktu sekitar dua bulan, dimulai dari memukul–mukul dan menggoyang–goyang pada buah aren, ritual ini dilakukan setiap 3 hari sekali, atau biasanya dilakukan setiap hari senin dan kamis.
Ketika memukul dan menggoyang–goyang sebaiknya dilakukan dengan tenang atau tidak tergesa-gesa akan lebih baik jika dilakukan disertai dengan berdoa semoga nanti menghasilkan nira yang baik dan banyak.
Perlakuan atau ritual ini akan dihentikan ketika bunga jantan pohon aren mengembang dan biasanya ada semerbak bau harum dari bunga tersebut, jika telah demikian maka sudah dapat dipotong bunga jantan pohon aren kemudian dipasanglah atat untuk menampung nira pohon aren tersebut.
Pengambilan nira pohon aren yang sudah siap tersebut dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada waktu pagi dan sore hari, nira pohon aren ini juga memiliki banyak manfaat diataranya melancarkan pencernaan sampai untuk kecantikan. (Mubin)