Reading Time: 2 minutes
Bernapas adalah salah satu ciri dari makhluk hidup. Tujuannya adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida.
Proses pernapasan ini juga sering disebut dengan sistem respirasi. Adapun sistem respirasi ini sangat berperan dalam mempertahankan kestabilan tubuh (homeostasis).
Pada manusia, pernapasan menggunakan paru-paru, di mana paru-paru ini merupakan struktur elastik yang mengempis seperti balon yang mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk mempertahankan pengembangannya, tidak terdapat perlengketan antara paru-paru dan dinding rongga dada.
Paru dapat dikembangkan melalui dua cara: Pertama, dengan gerakan naik turunnya diafragma untuk memperbesar dan memperkecil rongga dada dan, kedua, dengan depresi dan elevasi tulang iga untuk memperbesar atau memperkecil diameter antero-posterior rongga dada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai parameter paru pada manusia
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi nilai parameter fungsi paru antara lain adalah:
1. Posisi Tubuh
Pada posisi berdiri, nilai VC (Vital capacity) akan lebih tinggi dibanding posisi duduk atau berbaring. Hal ini dikarenakan aktivitas fisik lebih sering dilakukan pada posisi tubuh berdiri.
Posisi tersebut menyebabkan keadaan diafragma turun sehingga kapasitas rongga toraks meningkat. Sedangkan pada posisi berbaring, seluruh isi abdomen menekan diafragma yang mengakibatkan kapasitas rongga dada menurun.
Pada posisi berbaring, oleh karena efek gravitasi, aliran darah paru meningkat yang menyebabkan penurunan kapasitas vital. Ssedangkan pada posisi berdiri, darah akan terkumpul pada daerah ektremitas bawah sehingga aliran darah balik vena menurun, kemudian aliran udara paru menurun yang menyebabkan nilai VC meningkat ketika posisi berdiri.
2. Usia
Nilai VC paling rendah pada usia anak dan lansia, sementara paling tinggi adalah pada usia remaja. Kemampuan dinding dada dan kemampuan paru untuk mengembang yang menurun menyebabkan kapasitas vital paru menurun.
3. Jenis Kelamin
Nilai parameter fungsi paru lebih besar pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dikarenakan secara anatomis ukuran dan kekuatan otot dada lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan.
4. Antropometri dan Body Mass Index (BMI)
Orang dengan klasifikasi BMI underweight, overweight, dan obess, didapatkan nilai parameter fungsi paru yang rendah. Kapasitas vital paru dapat ditentukan berdasarkan ukuran antropometri tubuh, kekuatan otot dada dan luas area tubuh.
Selain empat di atas, juga ada riwayat merokok atau penyakit paru, penyakit jantung, infeksi saluran pernapasan, kadar hemoglobin, latihan fisik, dan lain-lain.