Bojonegoro: Wedi Desa 1000 Tumbuhan Salak

Share artikel ini

Reading Time: 2 minutes

Penulis : Mubin

NgajiGalileo – Desa yang terletak tidak jauh dari kota Bojonegoro ini merupakan desa yang subur, sumber air tergolong mudah dibanding beberapa desa lainnya di Kabupaten Bojonegoro.

Jika Anda datang di Bojonegoro tidak ada salahnya berkunjung di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro, desa yang satu ini tergolong desa yang kreatif, terus berbenah untuk kemajuan desa tersebut.

Sekilas jika Anda melintasi desa ini terlihat biasa-biasa saja, mungkin ada beberapa penjual salak di pinggir jalan atau di depan rumah.

Namun, akan berbeda jika Anda berhenti dan melihat-lihat lebih detail dipinggir atau dibelakang rumah penduduk setempat, Anda akan melihat banyak tumbuhan salak berjajar yang mungkin tidak telihat ujungnya.

Baca Juga:   Rosella, Bunga Merah Sejuta Manfaat

Cerita yang sering didengar terkait banyaknya tumbuhan salak di desa tersebut adalah cerita terkait sesepuh desa yaitu Mbah Basyir Almujtaba.

Singkat cerita Mbah Basyir Almujtaba adalah santri dari Syekhona Kholil Bangkalan, ketika itu diperintah untuk menyebarkan agama di desa tersebut, sebelum berangkat Mbah Basyir Almujtaba diberikan biji salak untuk ditanam di sawah atau pekarangan rumahnya.

Desa ini terus berbenah, mulai dari peremajaan beberapa tanaman salak untuk menghasilkan buah salak yang bagus bahkan berinovasi dengan melakukan studi banding dibeberapa kabupaten lain yang juga menghasilkan buah salak sebagai hasil panen warganya.

Desa ini membangun desanya menjadi desa wisata dengan menyajikan banyak produk olahan berbahan dasar dari buah salak seperti kurma salak, jenang salak, bahkan ada kopi berbahan dasar dari biji buah salak.

Baca Juga:   Perempuan Masak Gitu?!

Festival Salak Bojonegoro

Disamping itu juga terdapat agenda-agenda lainya, seperti festival salak sebagai agenda tahunan yang biasanya dilakukan setiap akhir tahun.

Festival salak yang dilakukan oleh pemerintah desa wedi berlangsung beberapa hari dan puncaknya adalak arak-arakan gunungan salak yang di arak dari balai desa sampai masjid desa tersebut.

Agenda festival salak sendiri berhasil menyedot banyak pengunjung baik antar desa maupun antar kabupaten, disamping rebutan gunungan salak biasanya juga di sediakan ribuan salak gratis untuk dimakan di lokasi, namun beberapa pengunjung terkadang membawanya pulang sebagai oleh-oleh.

Sedikit informasi terkait desa wedi tersebut semoga bermanfaat dan juga bisa dijadikan bahan referensi ketika hendak berlibur di akhir tahun.

Baca Juga:   Nyanyi Sunyi Seorang Bisu

Share artikel ini

Recommended For You

3 Comments

Tulis Komentar