BUMDesa Wedi Sulap Lahan Mati hidup Lagi

Share artikel ini

Reading Time: 2 minutes

Lahan yang lama tidak digunakan bertahun-tahun di Desa Wedi Kecamatan Kapas, Bojonegoro kini menjadi lahan yang produktif dan kedepan akan dikelola menjadi agrowisata lengkap dengan kuliner dan beberapa fasilitas penunjangnya.

Tanah milik desa yang sudah sangat lama tidak terawat dengan luas satu hektar memerlukan perhatian khusus sebelum akhirnya menjadi lahan produktif seperti sekarang ini, sebelum lahan dihidupkan lagi ada beberapa proses yang dilakukan diataranya menghadirkan alat berat pengolah tanah dan alat berat lainnya untuk membuat aliran air.

Setelah proses pengolahan tanah selesai masih dilakukan pemberian pupuk organik kurang lebih 5 ton, setelah itu tanah mulai siap untuk ditanami berbagai tanaman, mulai sayur-sayuran, bebrapa tumbuhan pisang, pohon kelapa, tumbuhan salak dan beberapa pohon buah lainya serta dilengkapi tumbuhan peneduh seperti beberapa jenis pohon bambu hias.

Baca Juga:   Mamalia Ternyata Dapat Menggunakan Ususnya untuk Bernapas

Ketua BUMDesa Wedi Affandi menambahkan bahwa kedepan kami berencana akan membuat sebuah tempat yang nyaman untuk sekedar beristirahat dan juga kita siapkan beberapa minuman yang segar yaitu es dari kelapa kopyor yang sudah sangat terkenal kesegaranya dan juga khasiatnya.

Disamping menyediakan tempat yang nyaman kami juga berencana akan menyediakan beberapa jenis makanan dan sayur – sayuran segar yang baru dipetik dari kebun mulai dari kacang panjang, sawi, jagung dan sebagainya sehingga bisa dikatakan mirip dengan agrowisata, ‘ungkapnya.

Masih menurut ketua BUMDesa Karya Makmur yang didirikan pada tahun 2018 itu, ya inikan rencana, semoga saja berhasil, saat ini kita sudah menanam banyak pohon kelapa sebagai ikon tempat ini ada juga beberapa tumbuhan salak yang itu memang kekayaan desa Wedi sejak dulu, karena berkonsep perkebunan, kita Insyallah akan memberi nama Kebun Raya Desa Wedi.

Baca Juga:   Tiga Lingkaran Berpikir dalam Logika

Desa Wedi Tempo Dulu

Desa wedi sendiri sudah terkenal dengan desa penghasil salak, namun sebenarnya di Desa ini dahulu juga terdapat ribuan pohon kelapa baik dikebun maupun dipinggiran rumah ataupun jalan.

M. Suaeb selaku Ketua BPD Desa Wedi menuturkan bahwasannya dahulu di Desa Wedi memang memiliki banyak sekali pohon kelapa, saya juga masih ingat ketika masih kecil sepanjang mata memandang pohon kelapa ada hampir diseluruh perkebunan.

Masih menurut Mas Suaeb yang juga pegiat jurnalistik di Radar Bojonegoro, jika memang BUMDesa ingin memunculkan itu (tumbuhan salak dan kelapa) sebagai ikon desa wedi saya secara pribadi maupun atas nama BPD sangat setuju, apalagi memang semangat untuk menjadikan ikon Kebun Raya Desa Wedi sudah mulai tampak, tepatnya disekitar lapangan desa.

Baca Juga:   Buku PMII Galileo Keempat Kapan Terbit? Ini Jawabannya

Sementara itu Bapak Mashuri selaku Kepala Desa Wedi menuturkan bahwa kami pemerintah desa sangat senang dan mendukung terobosan yang dilakukan oleh BUMDesa, bahkan sudah kita bangunkan sibel (pompa air) untuk pengairan dan juga bisa dimanfaatkan untuk MCK dan keperluan lainya, kami juga berencana akan membangunkan kantor dan penunjang lainnya. Semoga saja segera terealisasi mengingat banyak anggaran yang dialihkan serta diperuntukkan untuk penanganan pandemi. (Mubin)


Share artikel ini

Recommended For You

Tulis Komentar