USAHA BARU

Share artikel ini

Reading Time: 2 minutes

Usaha Baru – Penyebaran virus secara angka yang disuguhkan pemerintah terus melonjak dan membuat stress bagi warga yang memikirkannya. Grafik statistiknya sudah melampaui ubun-ubun. Begitu pula di Jawa Timur ini. Berita tentang keluarga serumah semua terinfeksi corona, sudah bermunculan di Bojonegoro. Termasuk bayi kisaran usia setahun. Merisaukan nalar kemanusiaan.

Pekerja mulai jadi pengangguran akibat kebijakan bekerja di rumah. Pengangguran tetap menganggur. Inilah momentum, antara pekerja dan pengangguran sama-sama menganggur. Entah baik, entah momentum buruk. Tapi yang pasti, kegelisahan sudah bertemu kegelisahan. Menjadi bola salju kerisauan massal.

Tabungan menipis, cadangan beras berangsur habis. Daya beli merosot. Hotel, restoran dan warung makan tutup. Ketergantungan anak-anak terhadap telepon seluler (Ponsel) dan internet semakin tak terkendali. Industri kolaps, kecuali sembako, seperti industri minyak goreng, gula, kecap dan beras kemasan. Bola saljunya disimpulkan pakar ekonomi dalam istilah resesi global.

Baca Juga:   Sanepan Orong-orong dari Sang Sunan

Rebahan yang tadinya diidamkan, beranjak menjadi hal yang membosankan. Hingga kondisi ini terdengar istana negara. Belakangan muncul istilah New Normal sebagai legitimasi untuk kembali menjalankan aktivitas social ekonomi. Sejumlah orang mulai memaksakan diri keluar rumah. Moda transportasi umum mulai dipanasi untuk berlalu-lalang kembali. Sejumlah yang lain, memang tidak pernah tidak keluar rumah. Wira-wiri tanpa basa-basi.

Mayoritas memilih tidak ambil pusing dengan kritik dunia internasional terhadap penerapan “New Normal” pada tanah air kita tercinta ini. Apa itu? Mereka menganggap Indonesia sedang menyiapkandan merencanakan dengan sengaja bencana yang lebih besar atas penerapan kebijakan tersebut. Bagaimana denganmu?

Buntut dari itu, setidaknya sejumlah suami mulai beralih tempat rebahan. Tadinya di depan tivi dengan lauk-pauk omelan istri, kini di warung kopi atau rebahan di luar. Sepertinya hal itu merupakan langkah jitu untuk menunda persoalan. Ya, bukan menyelesaikan.

Baca Juga:   Gerakan Perempuan di Era Digital: Ancaman dan Upaya Penyikapan

“Kamu sekarang punya usaha baru ya mas?,” tanya seseorang kepada anak muda yang sedang rebahan dengan ponsel landscape pada sebuah sofa lusuh di sebuah kantor atau basecamp.

“Usahanya apa pak?!,” anak muda itu balik bertanya terkesiap terkejut setengah bangun sambil menurunkan kaki kiri yang tadinya tertumpu pada kaki kanannya.

“Usaha menghindar dari rumah. Haaaaaa.” Jawab Bapak itu enteng yang sejurus kemudian berlalu begitu saja. Anak muda beranak satu itu terbengong-bengong dan pada akhirnya kembali rebahan menirukan dan mengulangi posisi semula. (Masta Kim)

Tulisan ini telah diterbitkan sebelumnya oleh Mustakimra


Share artikel ini

Recommended For You

Tulis Komentar