Catatan CEO Ngaji Galileo Terkait Vaksinasi

Share artikel ini

Reading Time: 2 minutes

Perkenalkan nama saya Mubin, Dewan Instruktur PC. GP ANSOR Bojonegoro, sekaligus juga CEO Ngaji Galileo. Pada kesempatan ini saya akan bercerita terkait pengalaman saya setelah di vaksin.

Vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh saya adalah vaksin CoronaVac, sebuah vaksin yang dikembangkan oleh produsen Sinovac.

Saya mendapat vaksin melalui organisasi kepemudaan PC GP ANSOR Bojonegoro. Vaksin pertama saya jalani pada tanggal 5 Maret 2021 sekitar pukul 13.00 Wib.

Sebenarnya, saya tergolong orang yang sangat takut jarum suntik, ini yang menyebabkan saya agak canggung, ragu dan deg-degan ketika hendak mengikuti vaksinasi. Pernah juga berfikir untuk tidak hadir saja, bukan karena apa-apa hanya tidak lebih adalah urusan takut jarum suntik.

Saya berangkat mengajak teman yang kebetulan juga mendapat jadwal vaksinasi yang sama, alasan mengajak teman bareng-bareng sebenarnya untuk menguatkan mental saya agar tidak begitu takut jarum suntik, harapan itu sebenarnya hampir berhasil.

Baca Juga:   Tiga Lingkaran Berpikir dalam Logika

Ketika berangkat bertiga dalam kendaraan saya bercerita bahwa saya agak dredeg/takut ketika harus disuntik itulah alasan saya mengajak berangkat bareng-bareng, ungkap saya didalam kendaraan dengan harapan teman saya mengetahui dan dapat menghibur saya.

Tak berselang lama langsung dijawab teman saya yaitu Faisol, tidak apa, paling sebentar juga selesai, tapi kalau vaksin aku juga agak takut lho… Begitu juga Ahwan, ia mengatakan bahwa dirinya juga grogi berhadapan dengan jarum suntik.

Nah, harapan saya mendapat teman untuk mengobati mental grogi saya berhadapan dengan jarum suntik ternyata berhasil, berhasil menjadikan rasa takut saya terhadap jarum suntik menjadi lebih takut alias takut berjamaah.

Ketika masuk area parkir hujan sangat lebat, apalah daya saya langsung turun dari kendaraan melangkah menuju ruang vaksinasi. Sebelum masuk saya diminta menunjukkan KTP, setelah selesai saya diarahkan untuk antri di pos vaksinasi 4.

Baca Juga:   Trik dan Tips Mencari Uang dari Menulis dengan Mudah

Dalam perjalanan dari menandatangani daftar hadir dengan tempat menunggu vaksinasi sebenarnya tidak jauh hanya sekitar 10 meter tapi perjalanan seperti berat sambil melihat kiri-kanan terlihat sudah banyak sahabat saya yang sudah divaksin, sambil menyapa dan bertanya kabar itu saya lakukan agar menghambat laju saya di pos vaksinasi 4. Saya duduk sambil menunggu antrian yang tinggal 2 orang, tidak lama tinggal 1 orang bagi saya itu terlalu cepat.

Tibalah giliran saya maju untuk verifikasi, dilanjutkan pemeriksaan kesehatan disaat saya diperiksa semua dalam kondisi oke, suhu badan dan tekanan darah saya sangat memungkinkan itu berarti saya harus memasuki tahap berikutnya.

Meskipun saya sudah bilang saya takut jarum suntik, tahapan berikutnya yaitu suntik vaksin, haduh ungkap saya. Ketika duduk untuk persiapan vaksin saya pilih pejamkan mata, dan ketika sehelai kapas dengan alkohol diusap dikulit yang akan disuntik vaksin itu adalah hal yang membuat saya berada dipuncak ketakutan dan tidak lama dokternya bilang sudah pak. mata saja masih terpejam dan akhirnya saya buka mata dan sedikit bingung kapan saya disuntiknya.

Baca Juga:   PMII Galileo, Eh Ada Yang Tanya Sejarah?

Terkait apa saja sih yang saya rasakan sebagai efek samping dari vaksin pertama, insyallah akan saya sampaikan pada kesempatan berikutnya. (Mubin)


Share artikel ini

Recommended For You

Tulis Komentar