Reading Time: 2 minutes
Sains untuk Pemula: Membiasakan Berpikir Ilmiah Sejak Dini – Jika buku filsafat saja ada yang untuk pemula, mengapa tidak Sains untuk Pemula kita mulai. Wacana ini bukan untuk mendistorsi sains itu sendiri.
Ini hanyalah wacana kelas kampung untuk mengajak khalayak untuk menghayati hidupnya sendiri, bahwa segala sesuatu yang ada di sekitarnya adalah fenomena sains.
Alasan Dibalik Sains untuk Pemula
Cakupan sains cukup luas, kita batasi saja bahasannya dalam sains alam. Sains alam ini kalau dalam bangku sekolah kita kenal kimia, biologi, fisika dan lainnya. Mana yang lebih dulu dari ilmu kimia, biologi, dan fisika? Jawabannya selalu menjadi perdebatan.
Seorang ilmuwan kimia menganggap bahwa atom dan segala materi adalah miliknya. Materi atom yang hidup dan tak hidup itu adalah cakupan ilmu kimia. Karena setiap materi itu mengandung partikel-partikel kecil, atau atom- bahkan super atom.
Sedangkan ilmuwan biologi berdepat siapa makhluk hidup pertama di muka bumi. Apakah amoeba atau dinosaurus. Kapankah manusia pertama kali di muka bumi? Adam ataukah lainnya. Dari mana asal usul manusia, apakah dari jerapa, lalat, atau monyet.
Ilmuwan fisika pun tidak mau kalah, mereka berdalih sebelum makhluk hidup diciptakan, jagat raya ini sudah ada. Matahari saja sudah berumur triliunan tahun. Belum lagi galaksi galaksi, bintang, satelit, meteor.
Argumen awang-awang itu selalu menjadi sajian kelas atas. Mari kita mencoba bergeser mendekatkan sains kepada kit. Kepada anak kita dan kepada siapa pun yang hidup dari sains itu sendiri.
Saat kecil banyak anak mempertanyakan dirinya, “Dari mana aku lahir?”. Tentu orang tua kebingungan mau menjawabnya. Mau dijawab versi agama atau versi sains. Kalau agama nanti bikin anak berfikir keras, sedangkan kalau dijawab dengan saintifik nanti terkesan porno.
Dari sana lah penting untuk menjelaskan pengetahuan alam secara sederhana kepada anak. Salah satunya guna menjawab pertanyaan anak yang demikian itu. Pengetahuan alam menyatakan bahwa manusia terlahir dari pembuahan sel sperma kepada sel telur. Bolehlah diibaratkan sebagaimana kambing jantan melakukan persetubuhan dengan kambing betina.
Cara membiasakan berpikir ilmiah sejak dini
Bagaimana caranya? Ini yang perlu dirumuskan bersama. Memang penting perumpamaan-perumpaan untuk menjelaskan fakta sains kepada anak. Orang dewasa sering gagap menjelaskannya.
Perihal yang lain. Sains yang sangat dekat ini perlu dijelaskan demi membiasakan orang lain atau anak berpikir ilmiah. Tentu akan asyik jika diramu dengan fiksi.
Misalnya perihal virus korona akhir ini. Saintifikasi dasar untuk khalayak dan anak sungguh sangat diperlukan. Virus adalah sebuah makhluk sangat kecil yang tak bisa dilihat kasat mata. Dia bisa hidup dengan medium. Bisa berkembang biak dan menularkannya kepada orang lain.
Karena virus itulah kebiasaan bersih harus menjadi rutinitas. Dengan membiasakan untuk cuci tangan dan menggunakan masker. Karena kemungkinan-kemungkinan virus itu hinggap di tubuh kita tiada yang tahu. Belum lagi kalau virus itu hinggap ke tubuh kita dengan kondisi fisik yang lemah. Maka kerja virus itu akan semakin kuat.
Begitulah bentuk penyederhanaan sains di sekitar kita. Menjadikan penting dan perlu untuk melek pengetahuan, khususnya sains. (Al Muiz Liddinillah)